Seputar Informasi Tentang Judi

Uncategorized

Mengenal Judi Lontre Buntut

Lotre buntut

Lotre Buntut, atau sering disebut sebagai “togel” (toto gelap), adalah salah satu bentuk perjudian yang telah lama ada di Indonesia. Meskipun dilarang secara hukum, permainan ini tetap populer di kalangan masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah. Artikel ini akan membahas sejarah Lotre Buntut, cara permainannya, dampak sosial dan ekonominya, serta alasan mengapa permainan ini tetap bertahan meskipun dianggap ilegal.

Lotre Buntut memiliki akar sejarah yang panjang di Indonesia, bahkan sejak masa kolonial. Berdasarkan informasi sejarah, perjudian dalam bentuk lotre sudah ada sejak zaman Hindia Belanda, di mana permainan ini sering dikaitkan dengan hiburan malam. Pada masa penjajahan Jepang (1942–1945), lotre kembali muncul sebagai alat untuk menggalang dana guna memperbaiki ekonomi yang terpuruk. Namun, Lotre Buntut dalam bentuk yang lebih terorganisasi mulai dikenal luas pada dekade 1960-an.

Pada era 1960-an, Lotre Buntut menjadi sangat populer di kalangan masyarakat pedesaan, dengan petani, buruh, dan pedagang kecil sebagai pemain utama. Permainan ini menawarkan hadiah yang menggiurkan untuk ukuran waktu itu, berkisar antara Rp60.000 hingga Rp80.000, jumlah yang sangat besar bagi masyarakat kelas bawah. Lotre Buntut pada masa itu sering kali berjalan paralel dengan undian berhadiah resmi yang diselenggarakan pemerintah, seperti yang dikeluarkan oleh Yayasan Rehabilitasi Sosial untuk keperluan sosial.

Namun, popularitas Lotre Buntut tidak lepas dari kontroversi. Presiden Sukarno, pada tahun 1965, mengeluarkan Keppres No. 113 Tahun 1965 yang melarang Lotre Buntut, dengan alasan bahwa permainan ini merusak moral bangsa dan dianggap sebagai bentuk subversi. Sukarno juga mengaitkan lotre dengan budaya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai nasional, bahkan menyebutnya sebagai “musik ngak-ngik-ngok” yang merusak. Larangan ini, bagaimanapun, tidak benar-benar menghentikan praktik Lotre Buntut, melainkan mendorongnya beroperasi secara sembunyi-sembunyi.

Pada era Orde Baru, pemerintah sempat melegalkan beberapa bentuk lotre, seperti Nalo (Nasional Lotere) dan SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah), dengan dalih untuk menggalang dana sosial dan olahraga. Namun, Lotre Buntut tetap berjalan di bawah tanah, sering kali memanfaatkan hasil undian resmi sebagai acuan angka kemenangan. Praktik ini memunculkan fenomena “ramalan Nalo” dan berbagai ekses sosial, seperti munculnya dukun atau peramal angka yang menawarkan jasa untuk membantu pemain memilih nomor.

Lotre Buntut adalah permainan tebak angka yang sederhana namun sangat adiktif. Nama “buntut” merujuk pada fokus permainan ini, yaitu menebak dua angka terakhir (atau “ekor”) dari hasil undian resmi. Misalnya, jika undian resmi menghasilkan angka 1234, maka angka “buntut”-nya adalah 34. Pemain yang berhasil menebak angka ini akan memenangkan hadiah sesuai dengan taruhan yang dipasang.

Cara bermain Lotre Buntut cukup mudah, itulah sebabnya permainan ini begitu populer di kalangan masyarakat awam. Pemain hanya perlu memilih dua, tiga, atau empat angka (tergantung pada jenis taruhan) dan memasang taruhan melalui bandar. Taruhan bisa sangat kecil, mulai dari Rp1.000, sehingga terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hadiah yang ditawarkan bervariasi, tetapi biasanya cukup besar dibandingkan taruhan awal. Sebagai contoh, jika pemain memasang Rp1.000 dan menang, mereka bisa mendapatkan Rp60.000 hingga Rp70.000, tergantung pada aturan bandar.

Hasil undian Lotre Buntut sering kali diambil dari undian resmi, seperti undian SDSB pada masa lalu atau hasil undian lotre internasional (misalnya, Singapore Pools atau Hong Kong Pools di era modern). Namun, karena Lotre Buntut beroperasi secara ilegal, bandar sering kali memiliki sistem sendiri untuk menentukan angka kemenangan, yang kadang-kadang memicu kecurigaan manipulasi.

Selain mekanisme dasar, Lotre Buntut juga dikelilingi oleh budaya mistis. Banyak pemain yang percaya pada ramalan, kode alam, atau bantuan dukun untuk memilih angka. Misalnya, pada tahun 1970-an, kode-kode seperti “tujuh pahlawan gagah perkasa” digunakan untuk meramal angka kemenangan. Fenomena ini mencerminkan betapa dalamnya permainan ini tertanam dalam budaya masyarakat, meskipun dianggap ilegal.

Lotre Buntut memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap masyarakat Indonesia, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Sayangnya, dampak negatifnya sering kali lebih menonjol dibandingkan manfaatnya.

  • Kecanduan dan Kerugian Finansial
    Lotre Buntut sangat adiktif karena sifatnya yang sederhana dan menawarkan harapan instan untuk menjadi kaya. Banyak pemain, terutama dari kalangan ekonomi rendah, menghabiskan uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan pokok, seperti makanan atau pendidikan anak, untuk berjudi. Cerita tentang seseorang yang kehilangan segalanya karena kecanduan Lotre Buntut bukanlah hal yang asing. Seorang warga Cijulang, Pangandaran, bernama Heri Suherman, misalnya, pernah berbagi pengalaman pada 1989 ketika ia memenangkan Rp350.000 dari Porkas (bentuk lotre resmi), tetapi kemudian terus bermain dan lebih sering kalah.
  • Ekses Sosial
    Lotre Buntut sering kali memicu ekses sosial, seperti meningkatnya praktik mistis (dukun, ramalan), penipuan oleh bandar, hingga konflik dalam keluarga. Banyak pemain yang terlilit utang karena meminjam uang untuk berjudi, bahkan ada yang sampai terjerat pinjaman online ilegal (pinjol) di era modern.
  • Pelanggaran Hukum
    Perjudian, termasuk Lotre Buntut, dilarang di Indonesia berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Pelaku dan bandar bisa dihukum penjara hingga 10 tahun atau denda hingga Rp1 miliar. Namun, penegakan hukum sering kali lemah, dan praktik ini terus berlangsung di bawah tanah, sering kali melibatkan oknum aparat atau preman sebagai beking.

Meskipun minim, ada beberapa dampak positif yang pernah dirasakan dari lotre resmi yang terkait dengan Lotre Buntut. Pada masa Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta, legalisasi Nalo (Nasional Lotere) menghasilkan pajak yang digunakan untuk membangun infrastruktur, seperti jalan, sekolah, dan gelanggang olahraga. Namun, Lotre Buntut yang beroperasi secara ilegal tidak memberikan manfaat serupa, karena keuntungan hanya mengalir ke bandar dan jaringan kriminal.

Meskipun dilarang, Lotre Buntut tetap bertahan hingga hari ini, bahkan berkembang dalam bentuk online melalui situs-situs judi ilegal. Ada beberapa alasan mengapa permainan ini sulit diberantas:

  • Aksesibilitas dan Harapan Instan
    Lotre Buntut menawarkan cara cepat untuk mendapatkan uang dengan modal kecil, yang sangat menarik bagi masyarakat yang berjuang secara ekonomi. Di tengah ketimpangan ekonomi yang masih tinggi di Indonesia, banyak orang melihat Lotre Buntut sebagai “jalan pintas” untuk mengubah nasib.
  • Budaya dan Tradisi
    Lotre Buntut telah menjadi bagian dari budaya masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah. Praktik seperti mencari angka hoki melalui mimpi, kode alam, atau dukun telah mengakar kuat, menjadikan permainan ini lebih dari sekadar judi, tetapi juga bagian dari tradisi sosial.
  • Lemahnya Penegakan Hukum
    Meskipun ilegal, penegakan hukum terhadap Lotre Buntut sering kali tidak konsisten. Banyak bandar yang dilindungi oleh oknum aparat, dan operasi mereka kini beralih ke ranah digital, yang lebih sulit dilacak. Kominfo pernah mengungkap bahwa jaringan judi online di Indonesia sebagian besar berasal dari luar negeri, menambah kompleksitas pemberantasan.
  • Dukungan Sosial dan Ekonomi
    Bagi sebagian orang, menjadi bandar atau agen Lotre Buntut adalah sumber penghasilan. Di daerah-daerah tertentu, permainan ini juga dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, sehingga sulit untuk benar-benar dihapuskan.

Lotre Buntut adalah fenomena yang kompleks di Indonesia, dengan sejarah panjang yang mencakup masa kolonial hingga era modern. Meskipun pernah dilegalkan dalam bentuk tertentu untuk kepentingan sosial, permainan ini kini beroperasi secara ilegal dan membawa lebih banyak dampak negatif daripada positif. Kecanduan, kerugian finansial, dan ekses sosial adalah beberapa masalah utama yang ditimbulkannya, sementara manfaatnya sangat terbatas karena sifatnya yang ilegal.

Pemberantasan Lotre Buntut memerlukan pendekatan yang holistik, termasuk penegakan hukum yang lebih tegas, edukasi masyarakat tentang bahaya perjudian, dan penyediaan alternatif ekonomi bagi mereka yang bergantung pada permainan ini. Tanpa langkah-langkah tersebut, Lotre Buntut kemungkinan akan terus bertahan, menjadi bayang-bayang gelap dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia.

Leave a Reply